Manusia bersikap dan berbuat
sesuatau bukan karena sekedar reaksi terhadap rangsangan yang datang dari
sekitar, dikarenakan pada diri tiap tiap manusia ada sesuatau yang menggerakan
serta mendorong individu tersebut yang bersangkutan untuk bertindak atau
berbuat sesuatu. Adanya dorongan tersebut menimbulkan pada diri individu
tersebut unutuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan tertentu yang di sebut
motivasi. Secara keseluruhan istilah motivasi telah dikenal dan di pergunakan
secara global, baik di lingkungan olahragawan maupun para ahli
pendidikan.begitupun dalam kehidupan sehari hari, termasuk kalangan orang awam,
motivasi sudah menjadi pembendaharaan kata yang sering digunakan untuk
mengungkapkan gejala siswa atau atlet yang sedang diamati.
Seperti
dikutip Setyobroto yang mengungkapkan
bahwa seseorang akan belajar apabila hanya ia memiliki keinginan untuk belajar.
Adanya keinginan tersebut menunjukan bahwa individu terseebut memiliki motivasi
untuk melakukan belajar. Apabila sianak tersebut tidak memiliki motivasi
belajar atau berlatih, maka hasilnya tidak akan memuaskan, bahkan dapat disebut
siswa atau atlet yang tidak memliki motivasi karirnya sangat sulit untuk
berkembang bahkan tidak akan berprestasi. Para ahli psikologo olahraga
menjelaskan bahwa motivasi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
pribadi seseorang (personal traits)
atau juga merupakan kareakteristik yang di miliki oleh individu. Pandangan lain
juga mengemukakan bahwa motivasi juga di pandang sebagai suatu keadaan (states) yang temporer dan situasional.
Crow mengemukakan bahwa motivasi sebagai
sautau keadaan internal yang menggiatkan dan menggerkan pemikiran, perasaan dan
prilaku seseorang. Mutivasi juga di artikan sebagai terbentuknya kebutuhan yang
belum terpenuhi sehingga menyebabkan seseorang mengalamitekanan. Cara mengatasi
tekanan tersebut, seseorang harus melakukan tindakan nyata untuk memenuhi
kebutuhan , sehingga keseimbangan
tercapai kembali. Bedahalnya pada pandangan dari Woldkowski yang dikutip dari Suciati
yang menjelaskan bahwa motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimulkan perilaku tertentu yang memberi pengarah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku pribadi
tersebut.
Seorang
pelatih boleh saja merasa telah memberikan pelajaran atau latihan dengan sebaik
baiknya kepada anak didiknya atau kepada para
atletnya, tetapi hasil tidak pernah sesuai dengan sebaik baiknya atas
apa yang diharapkan kepada anak asuhnya tersebut, padahal secara fisik maupun
teknik sudah cukup berbakat, maka kemungkinan letak persoalan pada anak didik
tersebut tidak memiliki motivasi untuk belajar maupun berlatih. Hal semacam ini
digambarkan oleh staton seperti orang mendorong mobil disuatu jalan yang
terdapat tanjakan sedangkan rem tangaan
tetap di pasang atau tetap dapat di dorong maju. Atlit tanpa memiliki motivasi
untuk berprestasi juga akan mengalami kesulitan untuk mendurung agar timbulnya
prestasi tersebut.
Secara
harfiah motivsi memiliki arti sesuatu atau dorongan yang menggerakan seorang
individu untuk melakukan suatu perbuatan atau tingkah laku. Motivasi seorang
individu merujuk kepada kekuatan atau daya dorong. Sedangkan tingkah laku atau
perbuatan adalah sebagai akibat adanya motivasi tersebut. Dengan demikian
motivasi mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Derajat atau
susaha yang dilakukan sesuai dengan tinggi rendahnya motivasi yang dimiliki.
Bila motivasi itu tinggi, maka untuk melaksanakan hal tersebut dalam bentuk
tindakan atau perbuatan seseorang akan melaksanakanya dengan cara bersungguh
sungguh dan penuh semangat. Dan sebaliknya apabila motivasi itu rendah, maka
suatu tindakan yang dilakuan akan asal asalan, santai, dll. Dengan kata lain
motivasi merupakan penggerak atau pendorong yang terdapat dalamm diri pribai
itu senditti untuk melakukan berbagai aktifitas demi mencapai suatu tujuan yang
positif.
Hackhausen berpendapat bahwa motivasi
berasal dari kata motif, yakni sebagai sumber pendorong dan penggerak perbuatan
manusia, sedangkan motivasi adalah proses aktualisai dais umber penggerak dan
pendorong (motif) tersebut. Para ahli lain sangat berkenan menafsirkan definisi
dari motifasi seperti pendapat menurut
Good & Brophy yang mengutarakan motivasi sebagai sebuah keadaan intelektual
yang mendorong, mengarahkan dan mempertahankan prilaku seseorang. Teori
kebutuhan Moslow menyatakan, bahwa
motivasi sebagai suatu proses dimana kebutuhan tercipta pada diri seseorang
yang kemudian mendorongnya untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan tersebut.
Sedangkan Hall dan Lindzey
mengemukakan pandangan Murray, yang
memandang motif dari sebi kebutuhan manusia dan menegaskan kebutuhan (motif)
adalah suatu construct (konsep hipotesis) yang membantu suatu kekuatan dalam
bagian otak; suatu kekuatan yang mengorganisasikan presepsi, penalaran, konasi
dan tindakan dengan jalur tertentu untuk mengalihkan dalam suatu aarah tertentu
dari situasi yang tidak menyenangkan.
Agak
berbeda dari pendapat Drever, Murray justru mengatakan tidak
menghubungkan dengan factor afektif-konotif, tetapi lebih ditekankan. Pada
aspek afektif dan konotif untuk dikaitkan dengan segi kepuasan (afektif).
Berbeda pula dengan pendapat Murray, maka berelson dan Steiner berpendapat
bahwa motivasi bukan hanya berhubungan dengan kebutuhan saja, di tegasikan
dalam pendapatnya bahwa “Motivation, the
general term that will use to refer to all those inner striving conditions
variously described as wishes, desires, need, drives and the like”.